Festival musik identik dengan sengatan matahari, keramaian dan kenangan romantis, namun sepasang peneliti Inggris berhasil menarik beberapa hasil penelitian mengejutkan tentang penerimaan teknologi biometrik di salah satu acara festival musik yang sedang berlangsung. Dengan semakin banyaknya penyelenggara acara musik outdoor di Inggris Raya yang telah menggunakan sistem biometrik, mendorong para peneliti untuk bertanya kepada pengunjung festival sebelumnya mengenai pemikiran mereka tentang sistem tersebut. Teknologi biometrik yang seringkali digunakan di beberapa festival berupa face recognition, pemindaian iris mata dan sidik jari.
Para veteran acara yang mengikuti survei yang ditulis oleh para peneliti Universitas Bournemouth secara luas menerima sistem biometrik di festival, meskipun 54 persen peserta melaporkan belum pernah mendengar istilah biometrik. Jumlah ini menjadi tidak biasa mengingat statistik yang dikutip koran menunjukkan bahwa sembilan dari 10 peserta festival di Inggris berusia antara 16 dan 39 tahun – rentang usia teknofil utama. Juga tidak biasa, pihak pengambil survei melaporkan lebih terpengaruh oleh keamanan dan kenyamanan yang disediakan oleh biometrik daripada keandalan, akurasi dan privasi sistem.
Faktanya, makalah baru tersebut mengutip penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa 44 persen pembeli tiket merasa tidak aman pada pertemuan musik. Hampir 60 persen pria berusia antara 16 dan 34 tahun cenderung takut akan masalah dalam bentuk kekerasan dan penggunaan narkoba. Lima puluh tiga persen wanita dalam kelompok usia yang sama merasa khawatir.
Pada sisi lain, masuk akal jika pengunjung festival terutama peserta yang lebih muda cenderung tidak menganggap privasi sebagai prioritas utama. Sulit untuk memisahkan diri dari massa orang yang berpikiran sama yang berlalu lalang tanpa henti di antara panggung dan tenda vendor selama acara berhari-hari. Para peneliti memecah temuan mereka berdasarkan segmen sistem biometrik, sekali lagi dengan hasil yang tidak terduga.
Pemindaian sidik jari di acara-acara bagus untuk 71 persen responden dan face recoognition nyaman untuk 68,5 persen. Setengahnya mengatakan kepada peneliti bahwa mereka baik-baik saja dengan pemindaian iris mata. Rasa malu komparatif tentang teknologi ini dikaitkan dengan orang-orang yang kurang nyaman dengan kedekatan yang diperlukan untuk mendapatkan ID yang andal. Ketidaknyamanan bertambah jika pemindaian dilakukan oleh seseorang dengan perangkat seluler (bukan di bilik).
Sebagai penyedia jasa biometrik, PT ASLI RI menyediakan beberapa macam inovasi solusi biometrik software dan hardware berdasarkan sidik jari, wajah, iris, suara, telapak tangan, hingga kecocokan jejak kaki. Produk dan solusi milik PT ASLI RI telah dipakai selama beberapa tahun oleh aplikasi sipil ataupun forensik, seperti lintas perbatasan, investigasi kriminal, sistem identifikasi nasional, registrasi pemilihan umum, pemeriksaan duplikasi dan verifikasi, penerbitan paspor dan beberapa proyek berskala nasional. Untuk penawaran dan pemesanan segera hubungi kami.
layanan ASLI RI layanan biometrik
Last modified: March 16, 2021