Tulisan ini terinspirasi sebuah artikel dari Ted.com.
Pernah berpikir mengapa seseorang bisa jatuh dalam tipuan online berupa phishing?
Menurut Wikipedia, phishing adalah tindakan mengelabui untuk mendapatkan informasi yang sensitif. Caranya dengan menyamar menjadi seseorang atau pihak tertentu yang berwenang.
Tujuannya agar korban tidak curiga dan menuruti permintaannya tanpa pikir panjang lagi. Lalu, seperti dihipnotis, korban malah memberikan informasi kepada orang asing tanpa melakukan pengecekan lagi.
Informasi sensitif itu bisa berupa kata sandi (password), nomor kartu kredit, NIK, dan lain sebagainya. Biasanya berkaitan dengan platform atau akun keuangan online.
Pelaku Punya Berbagai Cara
Cara pelaku melakukan tindakan phishing pun beragam. Ada yang melalui email, pesan singkat atau bisa juga lewat telepon secara langsung. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pelaku akan mengklaim dirinya berasal dari sebuah otoritas atau lembaga berwenang. Contohnya sebagai customer service dari bank.
Dia pun meminta korban untuk melakukan sesuatu. Seperti mengkonfirmasi informasi, melakukan verifikasi, dan atau mengirimkan kode OTP padanya. Simak contoh kronologi tindak kejahatan phishing berikut.
Suatu hari Asri mendapat telepon dari pihak yang mengatakan bahwa dirinya adalah customer service sebuah bank. Dia mengatakan kalau akun mobile banking Asri perlu diperbarui. Dia kemudian meminta Asri untuk mengkonfirmasi data dirinya.
Tanpa pikir panjang dan memeriksakan kebenarannya, Asri pun menuruti permintaan CS bodong ini. Asri lalu diminta juga untuk mengirimkan kode OTP yang didapat melalui SMS. Setelah proses selesai, CS bodong tersebut berterima kasih. CS itu juga meminta Asri untuk menunggu beberapa hari agar akunnya bisa diproses.
Keesokan harinya Asri tidak bisa mengakses akun mobile bankingnya. Dia pun menelpon nomor CS bank kemarin untuk menanyakan perihal tersebut. Sayangnya telepon tersebut tidak dijawab karena nomor itu sudah dinonaktifkan.
Akhirnya Asri sadar kalau dirinya telah ditipu. Dia pun segera melaporkan kejadian yang menimpa dirinya ke pihak berwajib. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Asri menemukan kalau semua uangnya sudah diambil oleh penipu yang kemarin menghubunginya.
Latar Belakang Psikologis
Ada banyak sekali hal yang bisa dipelajari dari cerita diatas. Dan jika diteliti, salah satu yang melatarbelakangi kejadian tersebut adalah alasan psikologis. Yaitu itu adalah cara berpikir kita.
Menurut artikel dari Ted.com, manusia memiliki dua cara atau sistem dalam berpikir. Sistem yang pertama adalah cara berpikir cepat, intuitif dan emosional. Sedangkan sistem yang kedua adalah cara berpikir lambat dan terstruktur. Kedua sistem berpikir ini berkontribusi pada semua keputusan yang kita buat, setiap harinya.
Selanjutnya, sebagai manusia kita punya kecenderungan untuk mematuhi perintah atau himbauan dari pihak yang dianggap berwenang atau memiliki otoritas. Seperti Polisi, Petugas Parkir, Satpam, Atasan ditempat kerja, orangtua, dan lain sebagainya. Karena itulah, ketika ada orang yang mengklaim sebagai pihak berwajib dan meminta kita melakukan sesuatu, kita secara otomatis mematuhinya.
Tiap-tiap orang menurut kelompok umur memiliki respon yang berbeda pada cara phishing yang berbeda pula. Tentu saja hal ini tidak terjadi pada semua orang. Hanya saja persentase orang yang akan percaya akan lebih banyak ketimbang mereka malah skeptis.
Karena itu, kita perlu selalu waspada dan tidak reaktif dalam situasi-situasi serupa. Latih diri kita untuk selalu mengambil waktu mencerna dan meninjau setiap informasi yang kita dapat supaya tidak jatuh dalam jebakan ini.
Semoga kita selalu waspada dan bisa terhindar dari tindak kejahatan ini. Ayo bagikan artikel ini ke orang terdekat supaya mereka juga mendapatkan pengetahuan yang baik seputar dunia digital. As always, stay safe!
ASLI RI adalah perusahaan teknologi berbasis biometrik asal Indonesia yang menyediakan solusi digital seperti eKYC, Tanda Tangan Digital, dan Deteksi Liveness. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
asliri cs bodong customer service palsu pembobolan akun online penipuan online penyebab phishing phishing psikologis
Last modified: July 5, 2022