Written by 3:51 pm Blog Views: [tptn_views]

Apa Itu Biometric Verification?

Biometric Verification merupakan proses autentikasi identitas yang dikonfirmasi melalui karakteristik fisik dan perilaku manusia. Dalam pengidentifikasiannya, biometrik menggunakan dua macam tipe identifikasi yang dilakukan melalui fisik dan perilaku. Biometrik dengan identifikasi fisik, menggunakan pengenalan wajah, sidik jari, geometri jari (berdasarkan besar dan posisi jari), geometri daun telinga, pengenalan iris dan pengenalan suara. Sedangkan identifikasi perilaku menggunakan pengenalan perilaku khas yang dimiliki masing-masing orang (seperti cara mengetik, menulis, cara berjalan dan beberapa gerak tubuh lainnya).

Penggunaan biometric verification ini digunakan sebagai pengganti dari sistem keamanan kata sandi. Dengan kemajuan dunia saat ini, adanya sistem keamanan yang hanya bergantung pada kode sandi atau kata sandi tidaklah cukup. Dimana rata-rata setiap orang harus mengingat sekitar 25 sampai 150 kata sandi atau kode. Menurut Christopher Millet, kata sandi yang kuat memiliki minimal 15 karakter dengan campuran karakter dan nomor.

Namun banyaknya karakter menyulitkan manusia untuk menghafalnya, sehingga banyak dari kita memilih untuk menggunakan kata sandi yang sederhana dan bahkan sering kali menggunakan satu kata sandi untuk beberapa kepentingan yang memudahkan pembajak mengambil alih. Maka dari itu, biometric verification dapat menjadi salah satu sistem autentikasi yang paling aman.

Apa itu Biometrik verification

Cara Kerja Biometric Verification

Dilihat dari sejarahnya biometric verification telah dikenal dan digunakan sejak lama namun dengan cara kerja yang sederhana. Hal ini dibuktikan ketika para sejarawan menemukan contoh cap jempol pada segel tanah liat jaman Tiongkok kuno yang digunakan sebagai alat identifikasi. Kemudian berkembang pada pertengahan abad ke-20 dimana polisi mulai menggunakan sidik jari untuk menghubungkan catatan kriminal.

Awalnya implementasi biometrik dari lembaga penegak hukum seperti Federal Bureau of Investigation (FBI) bersifat manual dengan menggunakan kartu sidik jari untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan sidik jari. Pada tahun 1980an ketika komputer dan optik gambar mulai meningkat kualitasnya, penyimpanan sidik jari pun semakin rapi dan terkomputerisasi dengan baik. Hal ini bersamaan dengan lembaga penegak hukum Amerika Serikat memulai penerapan Automated Fingerprint Identification System (AFIS).

Saat ini biometric verification telah berkembang pesat dengan munculnya basis data yang terkomputerisasi dan adanya digitalisasi analog mempercepat perekaman dan identifikasi secara cepat dan tepat. Bagaimanapun bentuk metode yang dipakai untuk biometric verification, proses yang digunakan akan selalu sama.

Proses biometric verification akan selalu dimulai dengan pengambilan sampel biometrik melalui pemindaian identifikasi fisik atau perilaku yang diperlukan. Sampel yang didapat kemudian dibandingkan dengan basis data dari pihak otoritas, ketika hasil bersifat positif maka pengguna diminta untuk mengautentikasi dengan identifikasi yang telah direkam sebelumnya. Ketika kedua parameter cocok maka akses akan diberikan kepada pengguna. Proses ini dinamakan two-step verification process, dimana dibutuhkan dua parameter dalam mengakses.

Penggunaan biometric verification saat ini telah banyak digunakan karena kemudahan dan ketepatannya. Dengan banyaknya permintaan saat ini, alat dari biometric verification pun memiliki harga yang bermacam-macam dan bahkan terbilang terjangkau. Berbeda dengan sepuluh tahun lalu, saat ini penggunaan biometric verification mudah ditemui dimana-mana.

Last modified: October 22, 2018

Close