Menurut Katadata, indeks literasi digital Indonesia per tahun 2021 ada pada kategori sedang dengan angka 3,49 (skala 0-5). Data tersebut didapat dari survey pada sejumlah masyarakat Indonesia dengan fokus pada lima pilar utama yaitu digital culture, digital ethics, digital skills, dan juga digital safety. Namun, indeks keamanan digitalnya (digital safety) ternyata masih terbilang rendah dibanding dengan pilar-pilar lainnya (3,1). Ini artinya, meskipun literasi digital masyarakat Indonesia secara umum sudah meningkat, namun belum semuanya sadar dengan risiko yang ada pada ranah digital, salah satunya risiko kejahatan siber.
Apa saja kejahatan siber yang menyerang keamanan siber di Indonesia? Melansir Antara News, ada empat jenis kejahatan siber yang paling banyak terjadi di tahun 2021 lalu, yaitu:
- Phishing
Penipuan online, memiliki peringkat pertama, dengan jumlah kasus sebanyak 264
- Data breach
Kebocoran data, ada di urutan kedua dengan jumlah data yang bocor sebanyak 84,036
- Web defacement
Pengubahan halaman situs, sebanyak 5,940 kasus
- Ransomware
Penjahat siber mengunci file korban untuk meminta tebusan. Berada pada 8 sektor krusial maupun non-krusial.
Pemaparan data di atas menjadi teguran bagi pelaku industri serta pihak berwenang untuk terus meningkatkan keamanan siber di Indonesia. Apalagi, saat ini hampir semua aktivitas transaksi terjadi secara online. Jika perusahaan tidak melakukan pencegahan sejak dini, akibatnya akan menjadi sangat rentan terhadap salah satu tindakan phishing yang notabene memiliki dampak negatif paling parah yaitu face spoofing attack.
Apa itu face spoof attack dan bagaimana cara pencegahannya? Simak selengkapnya di artikel ini.
Apa itu face spoof attack?
Face spoof attack adalah tindakan manipulasi identitas dengan mengimitasi wajah seseorang yang bertujuan untuk mengelabui sistem verifikasi secara digital. Menurut laman resmi European Union Agency for Cybersecurity, ada empat teknik yang biasanya digunakan untuk melakukan serangan face spoofing yaitu:
- Photo attack yaitu dengan menampilkan foto seseorang di depan kamera
- Video user display in front of the camera yaitu dengan menampilkan video seseorang di depan kamera
- 3D mask attack yaitu dengan memproduksi topeng 3D dari wajah seseorang lalu ditampilkan di depan kamera
- Deepfake attack yaitu dengan merancang foto atau video seseorang secara sintetis lalu ditampilkan di depan kamera saat proses verifikasi identitas berlangsung.
Teknik-teknik inilah yang digunakan oleh para penjahat siber untuk membobol sistem verifikasi identitas yang sudah ada. Lebih jauh lagi, survei dari Loka Data menyatakan bahwa hingga Mei 2020 yang lalu sudah ada lebih dari 2000 laporan penipuan online yang diterima oleh pihak Patroli Siber Indonesia. Selain itu, ada juga jenis-jenis kejahatan siber lainnya yang mengancam keamanan perusahaan dan nasabahnya seperti pencurian data identitas, manipulasi data, akses ilegal, dan masih banyak lagi. Hal tersebut semakin membuktikan bahwa langkah verifikasi identitas sebagai pencegahan saja tidak cukup. Karena itu dibutuhkan mekanisme tambahan untuk menjamin keamanan perusahaan serta nasabah atau pelanggannya.
Langkah preventif cegah kejahatan siber!
Untungnya, risiko kejahatan siber tersebut bisa dicegah dengan menerapkan sistem teknologi berbasis biometrik yaitu:
- Sistem verifikasi biometrik
Sistem verifikasi biometrik digunakan untuk memverifikasi data identitas seseorang yang tertera di KTP dengan melibatkan data biometriknya yang terdaftar di basis data pemerintah sehingga hasil pencocokannya akurat.
- Sistem liveness detection
Sistem deteksi kehidupan atau disebut juga dengan liveness detection yang bertujuan untuk mendeteksi apakah objek yang sedang menjalankan proses onboarding adalah benar-benar manusia asli dan bukan robot, video atau foto yang ditampilkan di depan kamera. - Sistem otentikasi biometrik
Selanjutnya adalah sistem otentikasi biometrik yang berguna menggantikan penggunaan password atau pin sebagai mekanisme pengamanan atau otentikasi identitas ketika seseorang akan bertransaksi. Dengan begitu, transaksi yang tidak diinisiasi oleh orang tidak berwenang bisa dicegah.
Sistem-sistem teknologi ini tidak hanya membantu perusahaan Anda memerangi kejahatan siber, tapi juga memberikan pengalaman digital yang menyenangkan bagi setiap nasabah dan pelanggan Anda. Ibaratnya, sekali dayung, dua pulau terlampaui. Bukankah sangat bonafit?
Ubah bisnis digital yang pintar dan aman dengan ASLI RI
Selain harus selektif dalam mengakuisisi setiap nasabah dan pelanggan bagi perusahaan Anda, Anda pun wajib selektif dalam memilih partner atau vendor penyedia sistem digital berbasis biometrik. Di Indonesia sendiri, sudah banyak perusahaan yang menyediakan layanan sistem verifikasi berbasis biometrik. Namun ternyata, tidak semua vendor penyedia sistem teknologi berbasis biometrik bisa dipercaya. Kebanyakan dari yang ada hanya menawarkan janji, bukan bukti. Menawarkan proses yang cepat, padahal akurasinya dipertanyakan.
Supaya investasi Anda tidak menjadi sia-sia, pilihlah vendor yang sudah terbukti memberikan manfaat dan hasil yang nyata seperti ASLI RI.
ASLI RI adalah perusahaan teknologi berbasis biometrik asal Indonesia yang terbukti membantu berbagai industri di Indonesia dalam bertransformasi digital sekaligus memerangi kejahatan siber. Kami sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penyelenggara inovasi Keuangan Digital dibawah klaster eKYC.
Teknologi biometrik dari ASLI RI juga masuk dalam leaderboard The National Institute of Standard and Technology (NIST) asal Amerika Serikat. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut mengenai ASLI RI dan rekomendasi solusi digital sesuai kebutuhan perusahaan Anda disini.
Phishing, face spoof attack, data breach, ransomware, transformasi digital, kejahatan siber, cybercrime, cyber criminals, digital solution, liveness detection, verifikasi biometrik, sistem teknologi, otentikasi biometrik, two factor authentication, 2FA, literasi digital, keamanan siber, cyber security, risk management, customer experience, teknologi biometrik
2FA customer experience cyber criminals cyber security cybercrime data breach digital solution face spoof attack keamanan siber kejahatan siber literasi digital Liveness Detection Otentikasi biometrik phishing ransomware risk management sistem teknologi transformasi digital two factor authentication verifikasi biometrik
Last modified: August 1, 2022