Banyak orang yang beranggapan bahwa menambah fitur keamanan pada suatu sistem atau aplikasi berarti harus mengorbankan user experiencenya. Padahal, di era serba digital ini memang sudah seharusnya kalau setiap platform harus mengutamakan kedua hal tersebut, bukan hanya salah satu saja. Alasan utamanya karena para pelaku kejahatan siber semakin pintar dalam mengatur taktik agar mendapat celah di suatu platform. Jangan sampai platform Anda menjadi incaran mereka. Jadi, ayo simak bagaimana caranya memiliki platform yang aman, tanpa harus mengorbankan kenyamanan pengguna.
Pertama, apa itu cybercrime?
Dilansir dari Kumparan.co.id, cybercrime atau kejahatan siber adalah sebuah tindak kejahatan yang melibatkan komputer atau jaringan internet yang bertujuan untuk mengambil keuntungan secara ilegal dan merugikan korbannya. Umumnya, kejahatan siber ditujukan kepada siapapun tanpa pandang bulu, baik perusahaan, organisasi, atau juga individu. Lebih jauh lagi, ternyata kejahatan siber ini terdiri dari banyak cara. Apa saja itu?
Bentuk praktik kejahatan siber yang marak terjadi
Menurut informasi dari Antaranews, ada empat jenis kejahatan siber yang paling sering menyerang keamanan siber di tahun 2021 silam yaitu:
- Phishing
Phishing adalah tindakan mengelabui pelaku bisnis seperti Anda untuk mendapatkan informasi yang sensitif. Di Indonesia sendiri phishing berada di peringkat pertama dengan jumlah sebanyak 264 kasus.
- Data breach
Data breach atau pelanggaran privasi data adalah tindakan peretasan data sensitif seseorang tanpa izin pemilik atau pihak berwenang berada pada peringkat kedua dengan jumlah kebocoran sebanyak 84,036 data.
- Web defacement
Web defacement adalah tindak kejahatan siber dimana penjahat merubah tampilan halaman situs dengan sengaja untuk mengelabui korbannya. Jenis kejahatan siber ini berada pada peringkat ketiga dengan jumlah 5,940 kasus.
- Ransomware
Lalu ransomware atau tindakan mengunci file korban untuk meminta tebusan, yang terjadi pada 8 sektor krusial maupun non-krusial di Indonesia.
Urgent! Kejahatan siber yang semakin naik tahun demi tahun
Berdasarkan Katadata, tingkat kerugian selama lima tahun dari tahun terakhir (2017-2021) terus meningkat dengan kenaikan sebanyak rata-rata 51,7% per tahunnya. Hal tersebut bagaikan mimpi buruk bagi industri teknologi. Bagaimana tidak? Dengan semua kenyamanan yang telah diciptakan berkat bantuan teknologi, ternyata bukan hanya keuntungan yang didapatkan, tapi juga pekerjaan tambahan. Hal tersebut semakin genting ketika pihak pemerintah mengesahkan peraturan bagi setiap perusahaan untuk menguatkan keamanan sibernya.
Fenomena di atas membawa dilema baru bagi pelaku industri digital; jika harus menguatkan keamanan siber, maka diperlukan lapisan tambahan dalam proses bisnisnya. Tapi hal itu berpotensi memberikan dampak kurang baik pada sisi user experience yaitu jadi tidak mulus dan kurang menyenangkan. Padahal, di era yang serba digital ini, user experience menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan atau kesuksesan sebuah bisnis. Dan jika poin tersebut tidak terpenuhi, besar kemungkinan perusahaan tersebut akan kehilangan penggunanya. Apakah permasalahan-permasalahan ini ada solusinya? Apakah pelaku bisnis hanya bisa memilih salah satu dari kedua poin penting tersebut?
Langkah preventif yang cermat untuk menghadang kejahatan siber
Untungnya, hal tersebut bisa diantisipasi dengan mengimplementasi solusi digital berbasis biometrik dalam proses bisnis Anda. Sistem tersebut akan membantu perusahaan Anda memberikan kenyamanan tanpa mengorbankan privasi data atau keamanan siber perusahaan serta pengguna Anda yaitu:
- Sistem pengenalan identitas secara digital
Sistem ini disebut dengan E-KYC (Electronic Know Your Customer), pengenalan identitas secara digital berupa verifikasi biometrik yang juga melibatkan data kependudukan dari pemerintah untuk memastikan akurasinya. - Sistem akuisisi secara digital
Sistem ini dikenal dengan digital onboarding set yaitu sistem akuisisi pengguna serba digital dimulai dari proses data collection hingga hasil verifikasi data identitas. Digital onboarding terdiri beberapa fitur pendukung yaitu OCR (Optical Character Recognition), Auto Face Crop, Liveness Detection, dan E-KYC. - Sistem login biometrik
Saat ini, kebanyakan akun platform online menggunakan username dan password untuk login, yang mana terbukti kurang aman karena data itu bisa dicuri dengan mudah. Jika terjadi, akun platform online itu rentan penyalahgunaan oleh para penjahat siber. Karena itu, dibutuhkan sistem login biometrik yang bernama ASLI LoginID yang dirancang dengan teknik kriptografi kunci publik untuk mekanisme otentikasi yang aman dan mudah, tanpa perlu menggunakan username dan password lagi. - Sistem tanda tangan digital
Sistem tanda tangan digital memudahkan setiap pengguna dalam memberikan otorisasi secara digital tanpa perlu khawatir soal keabsahan atau potensi serangan siber. Itu karena sistem tanda tangan digital sudah dilengkapi dengan teknologi canggih serta mekanisme pengamanan paling tinggi (level 4 menurut KOMINFO)
Solusi ASLI RI
ASLI RI menyediakan rangkaian solusi digital yang bisa membantu Anda menyediakan pengalaman pelanggan terbaik tanpa mengorbankan sisi keamanannya. Tidak hanya itu, perusahaan Anda juga bisa tetap relevan dengan permintaan pasar yang dinamis di era serba digital ini. Pelajari lebih lanjut atau kirimkan permintaan demo untuk solusi digital dari ASLI RI melalui link ini.
Data security, convenience, cybersecurity, cybercrime, user experience, kominfo, digital signature, tanda tangan digital, e-kyc, liveness detection, katadata, phishing, data breach, ransomware, web defacement, ocr, kriptografi kunci publik, login biometrik, keamanan siber, privasi data, asliri
convenience cybercrime cybersecurity data breach Data security digital signature E-KYC katadata keamanan siber kominfo kriptografi kunci publik Liveness Detection login biometrik ocr phishing privasi data ransomware tanda tangan digital user experience web defacement
Last modified: July 29, 2022