Di era perkembangan teknologi yang tidak ada habisnya, bukan hanya institusi finansial yang diwajibkan untuk mematuhi regulasi atau program anti pencucian uang dan pendanaan terorisme. Bisnis pun kini sudah diwajibkan untuk mematuhi regulasi tersebut dengan menerapkan Know Your Customer atau pengenalan calon nasabah/pelanggan/pengguna, yang merupakan bagian dari Customer Due Diligence. Namun, dengan semakin meningkatnya jumlah kerugian akibat kejahatan siber, dibutuhkan regulasi yang lebih ketat untuk menghindarkan perusahaan dari jenis-jenis kejahatan yang semakin berkembang dan berevolusi, dengan melibatkan teknologi. Regulasi itu disebut dengan KYCC. Apa itu KYCC dan perbedaannya dengan KYC yang sudah ada? Selengkapnya di artikel berikut.
Apa itu KYCC?
KYCC atau know your customer’s customer adalah lapisan keamanan ekstra pada bisnis yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi, memverifikasi, dan menginvestigasi identitas dan aktivitas seorang individu yang menjadi pelanggan dari klien Anda. Istilah KYCC mulai dikenal secara global sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu. Namun, urgensinya baru meningkat lantaran banyak bermunculan kejahatan yang berakibat pada kerugian berbagai pihak akhir-akhir ini. Otomatis, pihak berwenang pun memutuskan untuk memberlakukan regulasi yang semakin ketat sebagai upaya pencegahan.
Perbedaan KYC dan KYCC
Secara sekilas, KYC dan KYCC mungkin terdengar sama saja. Namun ternyata ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Proses KYC umumnya memiliki tujuan dan poin-poin sebagai berikut:
- Mengenal identitas nasabah/pelanggan.
- Memahami perilaku nasabah/pelanggan dengan tujuan menciptakan dan memberikan produk/pelayanan yang terbaik.
- Memeriksa apakah ada risiko tindak pencucian uang terkait individu tersebut.
Sedangkan, KYCC memiliki tujuan untuk memeriksa setiap individu atau entitas yang menjadi partner bisnis Anda secara lebih mendalam; dimulai dari supplier, pemilik perusahaan, vendor pemasok atau penyuplai, pelanggan, maupun setiap entitas yang terlibat dalam proses bisnis Anda. KYCC tidak hanya memastikan kebenaran identitas seseorang, tapi juga memastikan kebenaran informasi terkait seseorang bahkan setelah diakuisisi menjadi nasabah, pelanggan, atau juga pengguna. Proses KYCC disusun sedemikian rupa untuk mengantisipasi setiap celah yang bisa saja tidak diketahui oleh perusahaan, yang dimanfaatkan oleh oknum nakal untuk melancarkan aksinya.
Mengapa KYCC itu penting?
Menurut beberapa jurnal, regulasi ini memiliki tujuan utama mencegah TPPU TPPT (tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme). Diketahui, kerugian materiil yang dialami sebagai akibat dari tindak korupsi di Indonesia meningkat semakin tajam dalam dua tahun belakangan ini yakni mencapai sekitar 400% (2019-2020) dan 110% (2020-2021).
Hadirnya KYCC akan berperan sebagai proteksi tambahan bagi perusahaan dengan menyusun profil risiko yang lebih menyeluruh dan lengkap terkait klien Anda. dengan demikian, risiko terlibat dengan perusahaan cangkang atau SPV bisa dihindari. FYI, kedua istilah tersebut merujuk pada perusahaan yang sengaja didirikan secara legal atau diatur secara hukum dalam yurisdiksi tertentu namun tidak melakukan kegiatan apapun di dalam operasionalnya. Meskipun demikian, perusahaan cangkang atau SPV tersebut memiliki rekening bank atau dana mengendap, teregistrasi dengan aset tertentu contohnya kekayaan intelektual. Perusahaan cangkang atau SPV kerap berhubungan dengan tindak pelanggaran seperti:
- Penghindaran pajak yang biasanya dilakukan dengan mengalihkan laba perusahaan afiliasi di luar negeri kepada perusahaan cangkang yang ada ada di dalam negeri. Tujuannya adalah menutupi laba yang diperoleh dan mengurangi nominal pajak yang wajib dibayarkan dan dilaporkan.
- Pencucian uang yang sering terjadi di perusahaan dan instansi lainnya, tanpa pandang bulu. Maksudnya, sebesar atau sekecil apapun skala perusahaan tersebut, tetap saja rentan dengan satu tindak kejahatan ini.
- Penyembunyian/penyamaran dana hasil tindak pidana contohnya korupsi dan perdagangan obat terlarang yang merupakan salah satu tindakan dengan dampak yang sangat merugikan.
KYCC di kancah global
Di negara-negara selain Indonesia, KYCC sudah mulai dikenal oleh berbagai instansi, institusi, maupun lembaga, beberapa diantaranya adalah:
- Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, langkah CDD menjadi sebuah keharusan pada 11 Mei 2018 dengan 3 poin yaitu:
- Identifikasi dan verifikasi individu yang memiliki akun,
- Memahami tujuan dan sifat dasar dari relasi pelanggan untuk mengembangkan dan meningkatkan profil risiko
- Melakukan pemeriksaan berkala untuk mengidentifikasi dan melaporkan transaksi yang mencurigakan, berdasarkan risiko demi informasi pelanggan yang selalu diperbarui.
- Eropa
Di Eropa, rilis regulasi Anti Money Laundering ke-4 menjadi berlaku pada 26 Juni 2017 dan memiliki ketentuan baru terkait kepemilikan. Menurut Komisi, “Memahami latar belakang pemilik manfaat dari sebuah perusahaan adalah hal yang krusial dalam langkah mitigasi kejahatan finansial dan strategi pencegahan bagi perusahaan”. - Kanada
Regulasi baru terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme berlaku pada 17 Juni 2017. Beberapa perubahan termasuk persyaratan membuat daftar informasi spesifik terkait pelanggan/pengguna, persyaratan memperbarui identitas, dan meniadakan gap dengan program APU PPT.
KYCC bukanlah hanya sekedar regulasi yang dibuat untuk dipatuhi. Lebih dari itu, agar dapat membantu perusahaan, institusi, lembaga, maupun industri untuk mengatur risiko secara tepat, menghindarkan dari keterlibatan dengan dana ilegal, Anda perlu mengenali dengan siapa Anda berbisnis dan memahami setiap gelagat atau perilakunya. Pelajari bagaimana perusahaan Anda bisa menerapkan KYCC bersama Asli RI dengan menghubungi kami melalui link ini.
apa itu kycc bisnis CDD compliance customer due diligence edd enhanced due diligence kejahatan financial know your customer’s customer Kycc perusahaan cangkang special purpose vehicle SPV
Last modified: November 3, 2022