Meskipun aktivitas sedikit demi sedikit kembali normal, seperti sekolah tatap muka dan bekerja secara WFO (Work from Office), perilaku konsumen terhadap pilihan mereka dalam berbelanja sudah berubah. Perubahan ini bisa dilihat dari Anda yang kemungkinan lebih menyukai segala sesuatu yang lebih cepat, instan, dan praktis. Contohnya, penggunaan eCommerce yang semakin marak karena kemudahan berbelanja yang hanya melalui beberapa klik pada perangkat konsumen. Lalu, barang yang dipesan bisa sampai di lokasi mereka.
Dilansir dari CNN Indonesia, pertumbuhan pengguna eCommerce di tahun 2021 meningkat sebanyak 88%, sebagai akibat dari kebijakan PSBB yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sepanjang tahun 2021, volume transaksi melesat 7,4 kali lebih banyak dengan nilai transaksi sebesar Rp18,1 triliun, atau sebesar 56% dibanding tahun sebelumnya (2020) yang hanya berjumlah Rp11,6 triliun. Kenaikan ini didukung dengan adanya Hari Libur Nasional (harbolnas) dan fitur gratis ongkos kirim yang ditawarkan. Hal ini membuat jumlah konsumen dan nilai transaksi belanja masyarakat ikut meningkat. Jadi, tidak bisa dipungkiri kalau semua UMKM dan bisnis di Indonesia diharuskan untuk melakukan langkah go digital secara besar-besaran demi beradaptasi dengan tren perilaku konsumen yang selalu dinamis dan meraup penjualan lebih banyak.
Namun, di balik kemudahan dan segala dampak positif dari transformasi digital, ada sisi negatif yang membuat Anda sebagai pelaku bisnis harus lebih berhati-hati untuk mengamankan bisnis Anda dari para fraudster. Simak artikel ini untuk mengetahui apa saja jenis tindakan para fraudster dan cara perusahaan eCommerce dalam mengambil langkah preventif agar tidak terjebak dalam kejahatan siber!
Aksi fraudsters dan langkah preventif untuk Anda
Anda pasti sering mendengar kata phishing, identity theft, spoofing, account takeover dan serangan ransomware, bukan? 5 hal di atas adalah bentuk dari kejahatan siber atau cyber crime yang kasusnya semakin tinggi di kala pandemi berlangsung. Kita ulas satu per satu definisinya:
- Phishing
Tindakan mengelabui pelaku bisnis seperti Anda untuk mendapatkan informasi yang sensitif.
- Identity theft
Modus kejahatan yang memanfaatkan identitas orang lain untuk mendapatkan keuntungan secara finansial maupun tujuan lain yang merugikan target sasarannya.
- Spoofing
Salah satu bentuk penipuan online yang dilakukan dengan cara menyamar sebagai seseorang/pihak tertentu. Biasanya, penipu akan berkedok sebagai individu atau organisasi yang memang sudah Anda kenal.
- Serangan ransomware
Serangan pada sistem yang menargetkan hardware untuk memperoleh informasi berharga pengguna dan mengenkripsi semua yang ditemukannya secara ilegal.
- Account takeover
Pengambilalihan sebuah akun online menggunakan username dan password hasil curian
Dihadapkan dengan fenomena tersebut, Anda sebagai pelaku bisnis eCommerce dituntut untuk mengambil langkah preventif ekstra agar transaksi digital bisa tetap berjalan dengan aman dan nyaman. Yaitu, tentu saja dengan memastikan bahwa setiap pengguna, baik pembeli maupun penjual yang melakukan transaksi adalah individu yang asli. Disaat yang sama, agar penerapan praktek pengenalan konsumen (Know Your Customer – Customer Due Diligence) dan APU (Anti Pencucian Uang) tetap dijalankan.
Verifikasi data konsumen: Solusi utama untuk menghadang kejahatan siber
Salah satu cara yang sudah terbukti adalah mengandalkan layanan verifikasi identitas untuk mengenali calon konsumen agar tetap aman dari para fraudsters nakal.
Namun menjaga keamanan bukan berarti mengorbankan sisi kenyamanan konsumen, ya! Perusahaan juga tetap perlu memberikan pengalaman konsumen yang prima. Demikian, karena konsumen memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pengalaman berbelanja secara online, yaitu menginginkan proses yang instan, mudah, dan aman.
Verifikasi identitas: Pengertian dan implementasi
Secara singkat, verifikasi identitas adalah proses pemeriksaan untuk memastikan kalau orang tersebut asli dan sesuai dengan data yang dia berikan. Langkah ini bertujuan untuk mencegah tindak pemalsuan identitas dari awal pendaftaran atau registrasi akun.
Dalam industri eCommerce, proses verifikasi identitas melibatkan informasi pribadi. Contohnya seperti nomor ponsel dan data yang tertera di eKTP. Informasi itu diverifikasikan pada data yang valid yaitu data kependudukan milik pemerintah. Beberapa bentuk informasi lainnya juga akan sangat membantu perusahaan dalam mengenali konsumen, serta mencegah tindakan curang dari para fraudster.
Penting diketahui kalau verifikasi identitas tidak hanya krusial dan wajib dilakukan saat proses akuisisi konsumen saja, tetapi juga saat sebuah transaksi sedang berlangsung. Contohnya saat konsumen mengakses akunnya atau ketika ingin melakukan transaksi dengan nilai yang besar.
Seberapa penting verifikasi identitas dalam industri eCommerce?
Merujuk pada data sebelumnya, dapat diambil kesimpulan kalau industri eCommerce merupakan target utama dan sasaran empuk bagi para fraudster. Mereka semakin gencar melakukan praktik spoofing untuk menyerang. Termasuk juga kejahatan transaksi lainnya seperti yang melibatkan kartu debit atau kredit untuk memproses pembayaran, kejahatan account takeover, dan serangan phishing.
Sebuah survei dari katadata.co.id menyatakan bahwa persentase kasus pencurian data meningkat sangat fantastis yaitu sebanyak 810% selama 5 tahun terakhir sejak 2016 hingga tahun 2021. Lalu, survei dari katadata.co.id lainnya juga menyatakan bahwa pada tahun 2021 yang ada lebih dari 91 juta data pengguna eCommerce yang berhasil diretas dan diperjualbelikan secara ilegal. Data tersebut semakin memperkuat fakta kalau verifikasi identitas adalah komponen krusial untuk meredam kejahatan siber. Selain itu, juga berguna memberikan keamanan serta kenyaman kepada konsumen. Dengan demikian, langkah tersebut memungkinkan Anda sebagai pelaku industri untuk mengetahui dan segera membasmi fraudster sejak dini.
Disaat yang sama, perusahaan juga memberikan pengalaman bebas hambatan (seamless) yang diinginkan oleh konsumen saat berbelanja online. Dengan demikian, Anda tetap bisa memberikan pelayanan yang prima sekaligus aman kepada konsumen Anda.
eKYC ASLI RI dalam Melawan Kejahatan Identitas Digital
Kita semua tahu kalau para fraudster akan selalu berevolusi. Buktinya, di tahun 2021 yang lalu, aksi para fraudster dinilai lebih cekatan dan kejam dibanding tahun sebelumnya. Tapi, dengan semakin pintar dan liciknya para fraudsters, Anda tidak usah berkecil hati, ya! Karena Anda bisa memperketat keamanan konsumen ketika melakukan pendaftaran atau transaksi digital dengan mengintegrasikan sistem eKYC (Electronic Know Your Customer) pada platform Anda. Dengan memilih partner yang tepat seperti ASLI RI, Anda bisa memanfaatkan penggunaan data yang real-time dan valid serta teknologi yang unggul untuk membantu perusahaan Anda melawan fraud sekaligus memberikan pelayanan yang optimal bagi konsumen.
Sistem eKYC dari ASLI RI adalah solusi yang tepat dalam melawan kejahatan siber. Teknologi kami sudah diakui oleh Institusi Standar dan Teknologi asal Amerika Serikat (NIST) sebagai salah satu sistem teknologi dengan algoritma terakurat dan tercepat di dunia. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
Keywords: eKYC, cybercrime, account takeover, phishing, fraudster, spoofing, verifikasi identitas, data kependudukan, pencurian data, transaksi digital
account takeover cybercrime data kependudukan eKYC fraudster pencurian data phishing spoofing transaksi digital verifikasi identitas
Last modified: July 5, 2022