Teknologi dan dunia digital yang semakin mutakhir menuntut semua pihak, termasuk para pebisnis untuk beradaptasi demi mengikuti perkembangannya. Bisa dibilang kalau perkembangan dan penggunaan teknologi digital tidak ada habisnya, alias, sangat dinamis. Ditambah lagi dengan pandemi COVID-19, yang menjadi salah satu faktor terbesar pencetus penggunaan platform digital secara keseluruhan. Kini dengan kemudahan yang ada, kita tidak hanya mencari hiburan atau informasi, tapi juga bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun nyatanya, banyak bisnis yang masih belum beralih ke ranah digital karena kurangnya pemaparan dan informasi terkait digitalisasi ini. Tentunya, topik ini juga menjadi pembicaraan hangat oleh semua pihak yang menimbulkan banyak pro dan kontra.
Jika Anda masih bingung kapan momen dan waktu yang tepat untuk beralih ke ranah digital, silahkan simak penjelasannya pada artikel ini, ya!
Blueprint ekonomi digital Indonesia
Pandemi COVID-19 menjadi pukulan telak bagi Indonesia dalam urusan ekonomi. Nyatanya perekonomian di Indonesia mengalami perlambatan yang cukup signifikan pada kuartal pertama tahun 2020 dengan nilai pertumbuhan yang hanya sebesar 2,97% saja. Hal ini sangat bertolak belakang jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir yang nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran rata-rata 5% setiap tahunnya. Meskipun mengalami penurunan, momentum pandemi berhasil mengubah gaya hidup masyarakat secara keseluruhan. Lonjakan penggunaan aplikasi online (belajar, bekerja, konsultasi kesehatan) meningkat naik hingga 443% dan ritel daring juga meningkat hingga 400%.
Bank Indonesia mencatat pandemi COVID-19 telah menjadi pendorong meningkatnya digitalisasi yang terjadi di Indonesia. Salah satunya pada nilai transaksi pembayaran digital yang mengalami pertumbuhan sangat pesat. Kini transaksi dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Sehingga tidak heran jika nilai transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia mengalami peningkatan. Mengutip dari Katadata.co.id, terhitung sejak tahun 2017 hingga 2021 total transaksi digital naik mencapai 122,89%.
Terlepas dari fakta yang menyatakan digitalisasi berkontribusi besar pada ekonomi Indonesia di kala pandemi berlangsung, nyatanya, banyak bisnis yang masih ragu untuk go digital.
84% UMKM di Indonesia belum go digital
Meskipun jumlah transaksi digital mengalami peningkatan yang signifikan, namun pada kenyataannya masih banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang belum mengadaptasi digitalisasi. Melansir cnbcindonesia.com, Teten Masduki selaku menteri koperasi dan UKM Mengatakan baru sekitar 13% atau 8 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital.
Berdasarkan data dari idxchannel.com, Juru bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi mengatakan bahwa tingkat partisipan UMKM yang beralih digitalisasi sebanyak 9,6 juta sebelum pandemi. Kabar baiknya jumlah tersebut mengalami peningkatan menjadi 12,5 juta partisipan. Namun, meskipun mengalami peningkatan, jumlah tersebut baru mencakup 17% dari total seluruh UMKM yang tercatat di Indonesia. Lebih lanjut lagi beliau mengatakan masih ada 83% UMKM yang belum beralih ke go digital atau go online.
Apakah harus go digital sekarang?
Tak kenal, maka tak sayang. Jadi, ayo kita lakukan pengenalan ulang tentang digitalisasi. Definisi digitalisasi menurut Gartner.com, yaitu penggunaan teknologi digital untuk mengubah bisnis ke dalam model digital guna meningkatkan nilai dan pendapatan. Dapat dikatakan kalau nantinya, setiap proses dan aktivitas yang dijalankan akan memanfaatkan keunggulan teknologi. Sebagai contoh, telepon sebagai sarana komunikasi jarak jauh yang dulu masih menggunakan teknologi analog, kini telah tergantikan dalam bentuk digital seperti platform email, chatting, berkomunikasi melalui sosial media, dan lain semacamnya.
Kebutuhan bisnis akan proses yang cepat dan tepat, membuat digitalisasi sangat diperlukan untuk mewujudkan itu semua. Mengotomatisasi segala aspek dapat memberikan segudang keuntungan bagi sebuah bisnis. Mengutip dari Factory, berikut adalah beberapa benefit yang akan Anda dapatkan jika memanfaatkan digitalisasi secara benar dan menyeluruh:
- Efisiensi dalam semua sektor
- Meminimalisir human error
- Pengamanan data yang lebih kuat dan solid dengan pemanfaatan cloud
- Mengurangi biaya operasional
- Kemudahaan saat melakukan analisa data
Dengan penerapan digitalisasi yang tepat, maka alur kerja pun dapat disederhanakan. Efisiensi dalam berbagai bidang pun membuat biaya operasional dapat ditekan dengan sangat efektif, begitu juga dalam penggunaan penyimpanan cloud dalam sebuah bisnis atau perusahaan. Di zaman seperti sekarang ini, hampir kebanyakan perusahaan telah menggunakan teknologi cloud untuk menyimpan ribuan data-data penting. Selain itu digitalisasi juga sangat membantu bisnis dalam melakukan riset atau analisa pasar dan tren. Dengan bantuan berbagai macam tools berbasis artificial intelligence seperti Google Analytics dan lain semacamnya memberikan bukti nyata bahwa digitalisasi itu memberikan banyak kemudahan bagi sebuah bisnis atau perusahaan.
Berinovasi dengan digitalisasi
Melakukan digitalisasi berartinya Anda harus siap juga untuk terus melakukan inovasi. Semakin cepatnya kemajuan teknologi dan informasi, membuat bisnis harus bisa beradaptasi dan mengikuti tren, bergerak cepat untuk mengetahui tentang kejadian atau berita yang sedang hangat dan ramai diperbincangkan.
Selain perannya yang begitu krusial, pengembangan bisnis melalui digitalisasi nantinya dapat menciptakan pelanggan baru dan meningkatkan loyalitas pelanggan dengan memanfaatkan berbagai macam media sosial dan platform penjualan seperti E-Commerce. Namun, Anda harus mempersiapkan diri untuk membentuk tim dan meracik strategi khusus pada bagian ini, karena semakin banyak menggunakan berbagai platform media sosial, maka akan semakin besar pula tanggung jawab yang harus diemban. Demi meningkatkan kualitas yang disajikan kepada pelanggan dan calon pelanggan, maka diperlukan ketelitian dan riset yang akurat dalam pengembangan bisnis melalui platform digital.
Dampak buruk jika tidak mengikuti digitalisasi
Dengan begitu banyaknya benefit dalam pemanfaatan digitalisasi, adakah dampak buruk jika sebuah bisnis tidak cepat dalam mengikuti perkembangan digitalisasi? Tentu ada! Contohnya adalah perusahaan kamera raksasa era 80-an hingga 90-an yang berhasil mendominasi dunia fotografi yaitu Kodak. Sebagai salah satu pionir pembuat kamera analog pada zamannya, Kodak tergolong gagal dalam menyikapi digitalisasi. Ketika berhasil menciptakan inovasi yaitu kamera digital, Kodak justru tidak memanfaatkan inovasi tersebut untuk dikembangkan, dan memilih untuk tetap bertahan dengan kamera analog. Hal ini menjadi kesempatan bagi merek lain seperti Canon dan Nikon untuk menyalip dan melakukan digitalisasi secara cepat agar tetap relevan dengan inovasi dan tren yang sedang berlangsung.
Selain Kodak, merek ponsel yang populer pada dekade 1990-an sampai 2000-an yaitu Nokia, yang juga mengalami hal serupa. Ketika muncul kompetitor baru yaitu iPhone dan Android, Nokia justru masih tetap pada pendiriannya dengan tidak berinovasi pada sistem operasi baru. Sayangnya hal ini malah menjadi petaka bagi Nokia. Pada tahun 2014 Nokia dinyatakan bangkrut setelah diakuisisi oleh Microsoft.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa jika digitalisasi tidak direspon dengan cepat, maka Anda harus bersiap dengan pesaing lain yang akan selangkah lebih dulu berada di posisi terdepan. Oleh karena itu, diperlukan penangan tepat agar bisnis Anda tidak salah langkah dalam melakukan digitalisasi.
Ketika persiapan sudah cukup matang untuk melakukan digitalisasi, maka langkah selanjutnya adalah memilih vendor yang tepat untuk mewujudkan keinginan Anda dalam mengembangkan bisnis. Sudah seharusnya hal tersebut dilakukan sesegera mungkin agar bisnis Anda tetap bisa bertahan dan berkembang di era digitalisasi yang dinamis seperti sekarang. ASLI RI sebagai penyedia layanan sistem verifikasi biometrik dan E-KYC selalu siap menjembatani Anda dengan digitalisasi. Berbagai produk yang dapat Anda pilih dan sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda. Bagaimana caranya? Tentu tidak sulit, cukup hubungi kami disini sekarang dan rasakan manfaatnya.
artificial intelligence bank indonesia covid19 digitalisasi efisiensi ekonomi digital gaya hidup indonesia pandemi sektor bisnisinovasi transaksi digital umkm
Last modified: October 5, 2022