Written by 11:44 am Blog Views: [tptn_views]

Ini dia! Alasan terhambatnya inklusi keuangan digital di Indonesia!

Munculnya metode pembayaran buy now pay later (BNPL) sebagai salah satu dampak positif transformasi digital ternyata bukan hanya dinikmati oleh masyarakat. Oknum tidak bertanggung jawab pun ikut menikmatinya untuk tujuan ilegal. Lalu, bagaimana caranya agar tetap aman bertransaksi dengan BNPL?

Temukan caranya disini!

Pandemi yang sudah berjalan selama 3 tahun belakangan ini ternyata berhasil menjadi pendorong terbaik dalam mentransformasikan ekonomi digital di Indonesia. Perubahan yang signifikan ini mengakibatkan semua sektor industri beradaptasi dari cara tradisional menjadi digital dengan waktu yang singkat. Sebagai perusahaan verifikasi biometrik di terkemuka di Indonesia dan pengamat tren digital, ASLI RI tentunya merekomendasikan seluruh perusahaan bertransformasi ke ranah digital dengan mengadopsi teknologi yang efektif dan tepat pada proses bisnisnya. Namun, hal ini bukanlah perkara mudah yang bisa diselesaikan secara singkat, melainkan, banyak masyarakat yang kaget atas masalah dalam dunia ini. Contohnya, masyarakat mau tidak mau jadi harus belajar dan mengadopsi cara baru untuk beraktivitas dan bertransaksi secara digital. Meskipun dilalui proses belajar dan beradaptasi yang memakan waktu dan tenaga, tetapi, nyatanya masyarakat Indonesia mampu menerjang challenge ini. Hasilnya seperti yang kita bisa rasakan sendiri, bertransaksi tidak lagi harus menggunakan uang kertas atau logam secara fisik, tapi bisa dengan mudah melalui smartphone Anda saja. Manfaat lainnya di sisi laju bisnis, penjual kini memiliki ruang lebih besar untuk berkembang, bahkan, banyak yang lebih sukses setelah bertransformasi secara digital.

Simak artikel ini untuk memahami peran digitalisasi terhadap ekonomi di Indonesia!

Buy Now Pay Later: Solusi instan permasalahan ekonomi jaman now

Salah satu contoh teknologi yang telah banyak membantu masyarakat adalah metode pembayaran digital baru bernama Buy Now Pay Later (atau disingkat BNPL). Metode pembayaran ini memungkinkan seseorang untuk membeli kebutuhan menggunakan dana pinjaman dengan tenor yang bervariasi dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan beserta bunganya.Selain memberikan kemudahan kepada masyarakat, ternyata metode BNPL juga membawa peningkatan positif pada perekonomian Indonesia yaitu meningkatnya nilai konsumsi rumah tangga Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Melansir CNBC News, nilainya naik hingga Rp 9,236 triliun atau sekitar 3,64% dibanding tahun sebelumnya. Data tersebut juga menunjukan peningkatan nilai transaksi Buy Now Pay Later secara global yang mencapai US$20 miliar di tahun 2021 lalu, atau naik sebesar 263,64% dibanding tahun sebelumnya (2020), sedangkan di Indonesia sendiri mencapai US$ 1,54 miliar atau sebesar 72,8% dibanding tahun 2020. Selain itu, sepanjang tahun 2021, volume transaksi melesat 7,4 kali lebih banyak dengan nilai transaksi sebesar Rp18,1 triliun, atau sebesar 56% dibanding tahun sebelumnya (2020) yang hanya berjumlah Rp11,6 triliun.

Apakah BNPL berhasil menjadi pendorong yang tepat terhadap inklusi keuangan?

Belum seluruhnya! Meskipun ada 1001 kemudahan yang ditawarkan oleh penyedia BNPL seperti Gopay Paylater, Shopee Paylater, Kredivo, dan lainnya, tetapi fitur ini belum bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Kendalanya dikarenakan oleh penyebaran digitalisasi yang belum merata, sebagai akibat dari terbatasnya tenaga, daya, dan dana. Belum lagi tingkat literasi di berbagai daerah di Indonesia yang berbeda-beda.

Melansir pemberitaan di Media Indonesia, nilai indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 76,19% dan dinyatakan melampaui target Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI). Meskipun demikian masih dinilai belum ideal karena ternyata penggunaan masyarakat belum disertai pemahaman yang memadai atau artinya, tingkat literasi masyarakat yang masih rendah.

Karena itu pihak pemerintah merancang program Gerakan Literasi Digital yang bertujuan untuk menjawab persoalan tersebut. Presiden Joko Widodo sendiri mendorong industri keuangan digital untuk segera mengakselerasi pemerataan transformasi digital di seluruh pelosok Indonesia demi terciptanya inklusi. Beliau pun mempertegas transformasi digital tersebut harus berorientasi Indonesia-sentris, yang artinya, transformasi digital harus mencapai seluruh daera-daerah di Indonesia, bukan hanya di pulau Jawa atau kota-kota besar di Indonesia saja.

Penyusunan strategi digital yang efektif dan tepat untuk Indonesia 

Faktanya, penyusunan strategi transformasi digital bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Meskipun memberikan segudang keuntungan, transformasi ternyata juga berpotensi memberikan dampak negatif jika tidak dilakukan dengan benar dan hati-hati. Yang jika tidak diantisipasi, akan memberikan akibat yang fatal pada semua pihak.

Melansir berbagai sumber, ada beberapa dampak negatif yang datang dari pengimplementasian sistem teknologi saat bertransformasi digital yaitu:

  • Terancamnya  privasi data
  • Kejahatan dan terorisme
  • Kompleksitas
  • Terciptanya anti sosial
  • Menurunnya moral
  • Ketergantungan pada budaya instan
  • Manipulasi media digital

Dampak-dampak tersebut bisa terjadi karena adanya banyak faktor, namun salah satunya adalah literasi masyarakat terhadap teknologi dan keuangan yang belum mumpuni. Hingga saat ini belum banyak orang yang sudah paham betul tentang teknologi dan keuangan. Sedangkan hal ini belum merata hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Padahal, hal tersebut merupakan salah satu penentu laju transformasi di Indonesia.

Perlu diketahui, kejahatan yang menyerang privasi data nyatanya merupakan salah satu dampak buruk yang paling fatal akibat rendahnya literasi masyarakat. Buktinya adalah beredarnya berbagai pemberitaan berbagai kasus kejahatan siber yang terjadi dan merugikan berbagai pihak, baik secara materi maupun non-materi. Oleh karena itu, merupakan hal yang krusial untuk melakukan edukasi kepada masyarakat secara terus-menerus serta mengambil langkah pencegahan agar kejadian tersebut bisa dihindari.

Digital Onboarding: Solusi transformasi digital terbaik bersama ASLI RI

Salah satu cara mencegah kejahatan siber adalah dengan membasmi bibitnya sedini mungkin yaitu dengan melakukan langkah pengenalan identitas nasabah sebelum melakukan akuisisi. Langkah itu dilakukan dengan memverifikasi identitas calon nasabah menggunakan sistem verifikasi biometric (Electronic Know Your Customer). Selain itu ada juga sistem teknologi lainnya yang bisa digunakan untuk membasmi kejahatan digital yaitu; sistem akuisisi digital yang memungkinkan perusahaan mencapai calon nasabah di daerah-daerah di Indonesia. Sistem ini bernama digital onboarding yang terdiri dari OCR untuk input data yang otomatis dan anti-typo, liveness detection yang membantu mencegah tindak manipulasi seperti facial spoof attack, E-KYC (Electronic Know Your Customer) yang berguna untuk memastikan keaslian data identitas setiap individu. Dengan demikian, pemerataan transformasi digital bisa diwujudkan dengan bantuan teknologi, namun tetap aman dan bebas hambatan.

Dukung akselerasi transformasi digital dengan ASLI RI

Transformasi digital pada sebuah negara bukanlah hal yang sederhana dan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dibutuhkan kontribusi dari seluruh pihak agar pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik dan merata. Selain itu, edukasi juga perlu untuk terus-menerus dilakukan guna meningkatkan literasi masyarakat. Terakhir, implementasi sistem digital yang berkualitas dan dapat diandalkan juga memegang peranan penting demi terciptanya ekosistem digital yang inklusif, aman, serta solutif bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Pelajari tentang sistem digital ASLI RI dan ajukan demo produk disini.

————–

Asliri, inklusi keuangan digital, digitalisasi, bnpl, buy now pay later, liveness detection, ocr, optical character recognition, e-kyc, electronic know your customer, transformasi digital, pembayaran digital, ekonomi indonesia, ekosistem digital, spoof attack, snki, strategi nasional keuangan inklusi, sistem teknologi, verifikasi adalah, solusi digital, privasi data, kejahatan siber, terorisme, aml, anti money laundering, manipulasi media digital, artificial intelligence

Last modified: August 5, 2022

Close